Sejak pertama kali Desa Sumowono terbentuk sampai sekarang belum diketahui angka tahun yang pasti. Referensi sejarah terbentuknya Desa Sumowono hanya bersumber dari cerita para sesepuh yang diriwayatkan secara turun-temurun.
Pada awalnya Desa Sumowono merupakan daerah hutan belukar yang belum terjamah manusia. Kyai Ismu merupakan tokoh yang pertama kali membuka hutan, mendirikan perkampungan serta melakukan syiar Islam. Beliau merupakan salah seorang murid pesantren dari Nyatnyono yang ditugaskan oleh gurunya untuk menyebarkan agama Islam.
Dalam perjalanannya suatu ketika beliau tiba di tepi sungai yang kala itu sudah senja dan suasananya sangat sunyi sehingga membuat termenung dan terbengong-bengong. Tempat tersebut sekarang ini sudah dibuat jembatan dan masyarakat sekitar menyebutnya “KRETEG MANGGONG” (di Desa Lanjan – Ngadikerso).
Kemudian perjalanan terus dilanjutkan , malampun semakin larut dan gelap, kondisi badan yang kelelahan membuat beliau memutuskan untuk beristirahat dan tidur dibawah pohon “LO” besar hingga menjelang subuh. Tempat tersebut oleh masyarakat sekitar disebut “LOTOGOG” yang sekarang ini tempat tersebut merupakan pemakaman umum.
Dalam riwayat dikisahkan bahwa pembukaan hutan belukar dimulai pada hari “Senin Kliwon” , gangguan hewan buas maupun makhluk halus selalu mewarnai dalam pembukaan hutan itu. Kejadian yang cukup mentakjubkan adalah selalu munculnya Harimau Putih (Macan Putih) dari dalam hutan.
Pada awalnya setelah pembukaan lahan hutan selesai dan sudah menjadi perkampungan , daerah tersebut diberi nama “SIMOWONO” dari asal kata Simo = Harimau dan WONO = Alas/Hutan. Tetapi dalam perkembangannya daerah tersebut lebih dikenal dan digunakan sampai sekarang dengan sebutan “SUMOWONO” dari asal kata Sumo = Kembang dan Wono = Alas/Hutan , hal tersebut kembalikan kemakna keadaan dahulu ketika daerah tersebut belum dibuka bahwa daerah tersebut hutan belukar dengan banyak tumbuh subur bunga-bunga ataupun keadaan sekarang yang juga banyak tumbuh tanaman bunga.
Oleh Masyarakat Desa Sumowono hari “Senin Kliwon” dijadikan sebagai hari jadi Desa Sumowono yang diperingati dengan selamatan “Sedekah Bumi” yang jatuh pada saat setelah panen padi (Bulan Juli – Agustus), Sedangkan Kyi Ismu adalah sebagai Sesepuh Desa yang makamnya di makam Ringin Kurung. Adapun Harimau Putih yang biasa muncul pada hari-hari tertentu diyakini sebagai Macan Bumi.
Desa Sumowono saat ini menjadi ibu kota kecamatan yang terdiri dari 16 desa. Diriwayatkan pula bahwa dahulu kala dalam menentukan luas desa dan batas-batas desa digunakan beberapa cara diantara dengan cara “Babatan” (membuka hutan untuk perkampungan dengan cara memotong tanaman hutan) dan “Lagaran” (dengan cara membakar hutan).
Mengenai benar tidaknya riwayat tersebut Wallahu A’lam Bishawab
Tinggalkan Balasan